Tentang Elphaba "The Wicked Witch", Memori Masa Kecil, dan Sosok Princess yang Bikin Muak
Dulu, waktu usia saya masih lebih muda, rasanya film-film yang ada itu cenderung membuat kita mendambakan menjadi sosok protagonis dalam dongeng-dongeng. Akhirnya, banyak anak perempuan ingin menjadi putri-putri cantik, punya banyak gaun megah, dianggap baik hati, dan sempurna. Tokoh-tokoh cerita seperti Cinderella, Snow White, dan Belle menjadi idola, sementara karakter antagonis wanita kerap diabaikan atau bahkan dibenci. Tokoh-tokoh antagonis perempuan, seperti Maleficent, seringkali digambarkan sebagai sosok jahat tanpa alasan yang jelas. Kita hanya melihat sisi buruk mereka, tanpa memahami motivasi atau latar belakang mereka. Namun, film-film yang menarasikan versi alternatif seperti Maleficent (2014) bisa memberikan perspektif yang berbeda. Dulu, orang-orang cuma tahu Maleficent sebagai peri jahat yang mengutuk Aurora, karena Maleficent nggak diundang ke pesta pemberkatannya Aurora sama Raja dan Ratu, orang tuanya Aurora. Dari film Maleficent, kita tahu versi lain dari dong...